Dalam hidup, kita dikelilingi oleh begitu banyak suara: seruan, ajakan, opini, dan bisikan yang tak ada habisnya. Tidak semua suara membawa kebaikan, dan tidak semua panggilan harus diikuti. Dalam Islam, ada satu prinsip mendasar: Hanya ajakan Allah dan Rasul-Nya yang wajib dipenuhi. Selebihnya, kita harus bijak dalam memilih mana yang perlu didengar dan mana yang sebaiknya diabaikan.
Sering kali, kegelisahan dan kebingungan kita bukan karena kurangnya informasi, tetapi karena terlalu banyak mendengarkan suara yang salah. Suara syaitan yang membisikkan keraguan, suara hawa nafsu yang mengundang kesesatan, serta suara manusia yang hanya menambah kegelisahan. Jika terus dibiarkan, suara-suara ini bisa memenuhi hati dan menjauhkan kita dari ketenangan.
Saatnya Menekan Tombol Reset
Ketika komputer mulai lambat dan penuh error, kita biasanya akan meresetnya agar kembali bersih dan bekerja lebih optimal. Begitu pula dengan hidup. Ada saatnya kita perlu menekan tombol reset—bukan dengan menghapus segalanya, tetapi dengan menyaring ulang suara mana yang layak kita dengar.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
 “Dan apabila mereka mendengar perkataan yang tidak berguna, mereka berpaling darinya dan berkata, ‘Bagi kami amal-amal kami dan bagi kalian amal-amal kalian. Kesejahteraan atas kalian, kami tidak ingin bergaul dengan orang-orang jahil.’” (QS. Al-Qashash: 55)
Orang-orang beriman tidak perlu merespons setiap perkataan, tidak perlu menanggapi setiap provokasi, dan tidak perlu larut dalam kebisingan dunia yang melelahkan.
Suara-Suara yang Harus Kau Abaikan
Suara Syaitan yang Menggoda
Syaitan tidak pernah berhenti membisikkan rasa ragu, was-was, dan keinginan untuk menunda kebaikan. Ia tidak memaksa, tetapi ia mengalihkan fokus, membuat yang haram tampak biasa, dan yang wajib terasa berat.
 “Sesungguhnya syaitan itu hanya membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu…” (QS. Al-An’am: 121)
Jika suara ini datang, abaikan dan segera berlindung kepada Allah. Jangan beri ruang bagi syaitan untuk merusak hatimu.
Suara Hawa Nafsu yang Menyesatkan
Tidak semua keinginan harus dituruti. Kadang kita terlalu sering mendengar suara ego sendiri, membiarkan hawa nafsu mengambil alih kendali.
“Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah.” (QS. Shad: 26)
Nafsu sering kali datang dengan bujukan yang manis, tetapi akhirnya hanya menyisakan penyesalan.
Suara Manusia yang Meracuni Pikiran
Tidak semua kritik membangun, dan tidak semua nasihat datang dari hati yang tulus. Kadang, dunia ini terlalu bising dengan opini yang melelahkan.
Rasulullah ï·º mengajarkan sebuah prinsip sederhana:
 “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” (HR. Bukhari & Muslim)
Jika suatu perkataan tidak membawamu lebih dekat kepada Allah, tak ada salahnya untuk mengabaikannya.
Suara yang Harus Kau Dengar
Saat menekan tombol reset, pastikan hanya suara-suara berikut yang tetap ada:
✅ Suara Al-Qur’an – Cahaya yang membimbing hidup.
✅ Suara Hadis Rasulullah ﷺ – Pedoman kebahagiaan sejati.
✅ Suara Ulama dan Orang Shalih – Nasihat yang membawa keberkahan.
✅ Suara Hati yang Tenang – Bisikan ketulusan yang sesuai dengan kebaikan.
Saatnya Memilih dengan Bijak
Tidak semua suara harus kau dengar, karena tidak semua suara layak mengisi hatimu. Jika hidup terasa berat, mungkin bukan karena ujian yang terlalu sulit, tetapi karena terlalu banyak suara yang tidak seharusnya ada di sana.
Reset hidupmu! Dengarlah hanya yang membawa kebaikan, dan abaikan yang hanya menambah beban. Sebab, dalam diam yang dipilih dengan bijak, ada ketenangan yang lebih bernilai dari seribu suara yang sia-sia.
Oleh; Abu Abdillah Muhammad Hanif